Cirebon, kota
yang dijuluki "Kota Wali", menyimpan banyak peninggalan sejarah yang
menjadi bukti kejayaan Islam di masa lalu. Salah satu yang paling menonjol
adalah Masjid Sang
Cipta Rasa, sebuah masjid tua yang tidak hanya menjadi tempat
ibadah, tetapi juga simbol akulturasi budaya, seni, dan spiritualitas. Masjid
ini adalah saksi bisu perjalanan Islam di tanah Jawa, sekaligus bukti
keharmonisan antara agama dan budaya lokal. Mari kita telusuri keunikan dan
keistimewaan Masjid Sang Cipta Rasa yang membuatnya begitu menarik.
Sejarah
Singkat: Dibangun oleh Para Wali
Masjid Sang
Cipta Rasa dibangun pada tahun 1480 Masehi, pada masa pemerintahan Sunan Gunung
Jati, salah satu anggota Wali Songo yang berperan besar dalam penyebaran Islam
di Jawa. Konon, masjid ini dirancang oleh Sunan Kalijaga, yang dikenal sebagai
wali yang sangat menghargai budaya lokal. Nama "Sang Cipta Rasa" sendiri
memiliki makna filosofis yang dalam: "Sang Cipta" berarti yang
menciptakan, dan "Rasa" berarti perasaan atau spiritualitas. Nama ini
mencerminkan tujuan pembangunan masjid sebagai tempat untuk mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta dengan penuh keikhlasan.
Arsitektur
yang Memukau: Perpaduan Budaya Jawa, Hindu, dan Islam
Salah satu
daya tarik utama Masjid Sang Cipta Rasa adalah arsitekturnya yang unik dan
penuh makna. Masjid ini menggabungkan tiga elemen budaya: Jawa, Hindu, dan
Islam. Berikut beberapa ciri khas arsitekturnya:
1.
Atap Limas Tumpang Tiga
Atap masjid berbentuk limas dengan tiga tingkatan, yang merupakan ciri khas
arsitektur Jawa. Tingkatan ini melambangkan tiga aspek kehidupan: iman, Islam,
dan ihsan.
2.
Ornamen Hindu dan Tionghoa
Meskipun masjid ini adalah tempat ibadah umat Islam, ornamen-ornamennya banyak
dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Tionghoa. Misalnya, ukiran kayu yang rumit
dan motif bunga serta naga yang menghiasi bagian dalam masjid.
3.
Tiang Penyangga yang Kokoh
Masjid ini memiliki sembilan tiang utama yang terbuat dari kayu jati. Angka
sembilan melambangkan Wali Songo, sembilan wali yang berjasa dalam menyebarkan
Islam di Jawa. Uniknya, tiang-tiang ini disusun tanpa menggunakan paku,
menunjukkan keahlian para pembangunnya.
Sumur
Zamzam Cirebon: Air yang Dipercaya Berkhasiat
Di halaman
masjid, terdapat sebuah sumur tua yang dikenal sebagai Sumur Zamzam Cirebon.
Sumur ini dipercaya memiliki air yang berkhasiat, mirip dengan air Zamzam di
Mekah. Banyak pengunjung yang datang khusus untuk mengambil air dari sumur ini,
baik untuk diminum maupun untuk keperluan spiritual. Konon, air sumur ini juga
digunakan oleh Sunan Gunung Jati untuk keperluan ibadah dan pengobatan.
Mimbar
Kayu Berukir: Mahakarya Seni Ukir Jawa
Di dalam
masjid, terdapat mimbar kayu berukir yang menjadi salah satu mahakarya seni
ukir Jawa. Mimbar ini digunakan untuk khotbah dan telah ada sejak masjid
pertama kali dibangun. Ukirannya yang detail dan indah mencerminkan keahlian
para pengrajin pada masa itu. Mimbar ini juga menjadi simbol penyebaran dakwah
Islam yang dilakukan dengan penuh kelembutan dan keindahan.
Beduk
Pencu: Tradisi yang Tetap Lestari
Masjid Sang
Cipta Rasa masih mempertahankan tradisi penggunaan beduk pencu, sebuah
beduk besar yang dibunyikan sebagai tanda waktu salat. Beduk ini memiliki suara
yang khas dan menjadi ciri khas masjid-masjid tua di Jawa. Keberadaan beduk
pencu ini tidak hanya sebagai alat panggilan salat, tetapi juga sebagai warisan
budaya yang harus dilestarikan.
Lokasi
Strategis di Kompleks Keraton Kasepuhan
Masjid Sang
Cipta Rasa terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, salah satu
keraton tertua di Jawa. Lokasi ini menunjukkan kedekatan antara kekuasaan
kerajaan dan penyebaran Islam pada masa itu. Masjid ini tidak hanya berfungsi
sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan, sosial,
dan budaya masyarakat.
Simbol
Toleransi dan Akulturasi
Masjid Sang
Cipta Rasa adalah bukti nyata dari toleransi dan akulturasi budaya. Perpaduan
berbagai unsur budaya dalam arsitektur dan ornamen masjid ini menunjukkan
bagaimana Islam disebarkan dengan cara yang damai dan menghargai budaya lokal.
Masjid ini menjadi simbol keberagaman dan keharmonisan, yang relevan hingga
saat ini.
Tips
Berkunjung ke Masjid Sang Cipta Rasa
Jika Anda
berencana mengunjungi Masjid Sang Cipta Rasa, berikut beberapa tips yang bisa
membantu:
1.
Waktu Terbaik Berkunjung: Datanglah pada pagi atau sore hari untuk
menghindari cuaca yang terlalu panas.
2.
Berpakaian Sopan: Sebagai tempat ibadah, pastikan Anda mengenakan pakaian yang
sopan dan menutup aurat.
3.
Jelajahi Kompleks Keraton: Manfaatkan kunjungan Anda untuk
menjelajahi Keraton Kasepuhan yang berada di sekitar masjid.
4.
Ambil Air Sumur Zamzam: Jangan lupa untuk mengambil air dari
Sumur Zamzam Cirebon sebagai oleh-oleh spiritual.
Kesimpulan
Masjid
Sang Cipta Rasa Cirebon bukan sekadar bangunan tua, tetapi sebuah mahakarya
yang memadukan keagungan Islam, keindahan seni, dan kearifan budaya lokal.
Setiap sudut masjid ini menyimpan cerita dan makna yang dalam, membuatnya layak
dikunjungi oleh siapa pun yang ingin memahami sejarah dan budaya Indonesia.
Masjid ini adalah bukti bahwa Islam hadir dengan damai, menghargai, dan
merangkul keberagaman. Jadi, jika Anda berkunjung ke Cirebon, jangan lewatkan
kesempatan untuk menyaksikan keindahan dan keunikan Masjid Sang Cipta Rasa!